Halaman

Pilih Pesimis atau Optimis?

Hari ini-Jumat, 29 Januari 2010- pada saat mata pelajaran Matematika aku baru menyadari satu hal bahwa sepertinya ITB terlalu jauh bagiku. Hal ini kurasakan saat aku mengerjakan soal matematika dari guruku. Soal-soal itu terasa bagai sebuah kode-kode rahasia yang sangat sulit dipecahkan bagiku. Tapi saat kulihat teman-teman ku, mereka bisa memikirkan beberapa langkah lebih jauh tentang soal itu daripada aku.

Langsung ku terdiam mencoba merenungi apa yang telah kulakukan sampai saat ini untuk menuju ITB. Ternyata semua itu masih sangat lah kurang. Dan aku merasa menjadi orang paling goblok sedunia yang tidak bisa mengukur batas kemampuan dirinya sendiri. Sudah tahu kemampuannya hanya segitu, malah berani-beraninya pengen mendaftar ke ITB.

Hening, itulah yang kurasakan di hati saat ini setelah aku menyadari bahwa sepertinya aku bagaikan pungguk yang merindukan bulan..

Merenung, itulah yang harus kulakukan saat ini untuk mengetahui apa saja kekuranganku saat ini yang bisa mengakibatkanku tidak diterima di ITB..

Berusaha keras, merupakan harga mati bagiku bila ku ingin benar-benar bisa diterima di ITB. Serta memikirkan strategi belajar yang paling efektif bagiku agar ku bisa menguasai ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk menghadapai ujian masuk ITB, entah itu lewat jalur UM (Ujian Masuk) atau SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Berdzikir dan berdoa. Semua yang kulakukan akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan doa, karena yang memutuskan semuanya adalah Allah swt. Sedangkan berdzikir agar hati ini selalu tentram dan damai..


"Keberhasilan tidak ditentukan oleh kepintaran. Tapi diraih dengan Usaha Keras dan Doa.."
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pilih Pesimis atau Optimis?"

Posting Komentar